UX: How to Make your Portfolio Design ‘Expensive’ for Beginners

Last updated 2024-10-23 17:47:43

Writer : Aisha Dwi Anindita Radianto

Sebagai seorang IT Student, tentunya kita sedang menggebu-gebu untuk mengumpulkan pengalaman-pengalaman yang bisa dituliskan pada portofolio. Sepenting apa, Sih, portofolio itu?

 

Penting banget! Portofolio menjadi suatu berkas yang penting dan bukti fisik dari skill atau pencapaian yang sudah diraih.  Portofolio juga bisa loh berisi dokumen yang isinya hasil karya kita dan project-project yang sudah kita lakukan. Fungsinya?

Simplenya, buat melamar pekerjaan. Jadi, ketika kita melamar suatu pekerjaan, perusahaan tersebut akan meminta portofolio pelamar kerja yang melamar di bidang-bidang tertentu graphic designer, penulis, front-end atau back-end developer, dan masih banyak lagi. Jadi, bidang-bidang yang membutuhkan skill biasanya meminta portofolio pelamar kerja dan sesuai dengan bidang yang dilamarnya.

So, what is the meaning of Portfolio Design ‘Expensive’?

 

Okey, gini, banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat portofolio, antara lain sebagai berikut.

 

  • Karya up-to-date

Karya atau skill yang kita tuliskan pada portofolio tersebut harus update dan relevan. Maksudnya, ketika kita sudah memiliki banyak pengalaman, cukup pengalaman yang masih “fresh from the oven” yang kita tuliskan. Bukan, bukan dibuang yang lama, hanya saja kalua karya tersebut sudah lama dan tidak menarik, hal tersebut akan mengurangi nilai dari portofolio kamu.

  • Memfilter karya-karya terbaik kamu

Nah, ini nih! Kita harus memilih karya atau skill terbaik kita. Why? Karena itu menjadi nilai jual dari portofolio kita buat mereka yang nantinya akan melihat dan ‘membeli’ portofolio kita. Kalau yang dijual bagus, harganya jadi naik, dong!

  • Buatlah seringkas mungkin

Ga harus semua karya bagus, kok. Seorang yang merekrut pekerjaan tidak akan membaca semua isi dari sebuah portofolio. Nah, kalau terlalu banyak dan menumpuk, portofolio kamu jadi ga menarik lagi. Jadi, pintar-pintarlah dalam menentukan isi dari portofolio kamu.

 

Masih mau tanya gimana cara kumpulin pengalaman atau skill? Sini, kumpul. Banyak banget yang bisa kita ikuti untuk mengumpulkan pengalaman atau karya yang akan kita tuangkan pada portofolio kita. Salah satunya, bisa ikut Bootcamp, Hackathon, Redesign suatu produk, atau mengikuti lomba-lomba yang sesuai minat bakat kita. Simple, kan? Semua itu akan menjadi mudah ketika kita sudah mencintainya. M-maksudnya mencintai pekerjaan kita, ya! Pekerjaan yang kita hasilkan dari passion kita. Jadi, tentukanlah passion kita apa, di bidang apa, lalu kamu bisa explore lebih dalam lagi dan kuasailah bidang tersebut.

 

Untuk membuat sebuah portofolio yang ‘mahal’, ga hanya dari content-nya, Loh. Tetapi juga dari design UI/UX yang dibuat, seperti gimana cara kamu memaparkan point-point-nya, komponennya, colouringnya, dan masih banyak lagi yang bisa kita bahas di next blog, ya!

 

Sekarang kita akan membahas ‘resep’ membuat semua portofolio, apa aja sih?

  • Story Telling

Metode story telling menjadikan portofolio kamu lebih berkesan bagi para perekrut. Kamu bisa menggunakan metode UCD (User Centered Design) dan HCD (Human Centered Design) yang tentunya menjadikan portofolio kamu berkelas!

  • Nilai Estetika

Unsur-unsur desain sangat penting bagi nilai-nilai estetika suatu karya, seperti menyusun layout portofolio, tata letak yang rapi, dan colouring palette yang sesuai dan menarik.

  • Simple

Enak dipandang dan ga muter-muter adalah kuncinya. Jadi recruiter ga bakal malas baca kalua portofolio kamu sudah singkat, padat, dan jelas.

 

Okey itu dia gimana caranya biar portofolio kita ‘mahal’. Trus gimana, Kak, cara buat portofolionya?

Step by step making a UI/UX portofolio:

  • Mengumpulkan semua dokumentasi tentang project
  • Menyortir project-project yang ingin kamu tuangkan di atas portofolio
  • Menentukan platform untuk membuat/mengedit portofolio (contoh: Figma)
  • Menentukan platform untuk menunjukan portofolio kamu (contoh: Website, Behance, Dribble, Pinterest, dan masih banyak lagi)
  • Mencari feedback atas portofolio kamu dan terus melakukan perubahan agar portofolio kamu bisa up-to-date.

Nah, itu dia ya guys, gimana caranya membuat portofolio kita menjadi ‘mahal’. Sekarang sudah tahu kan tips dan triknya, yuk langsung bikin aja! Semangat ya, semua itu butuh proses, jadi jangan takut mencoba. We will discuss more deeply about design on our next blog. So, see you!